Suatu hari aku mulai jenuh dengan pembelajaran di sekolah, namun bunda yang mengerti kalau anaknya ini mulai jenuh setiap hari mengikuti bimbel, selalu memberi semangat dan motivasi. Bundaku memang sangat peduli pada anak-anaknya terutama kepadaku, bunda selalu memberikan apa yang kuperlukan, aku pun tidak mau mengecewakan bundaku yang telah mendukung, memberi semangat dan doa agar aku mendapatkan nilai UN yang terbaik.
Namun pernah di suatu hari aku bolos mengikuti bimbel di sekolah dan bermalas-malasan di rumah, tidak aku sangka bundaku tahu kalau aku bolos bimbel, lantas ibuku langsung menasehatiku dengan raut wajah marah yang dipendam, ”jarak ribuan mil yang kita tempuh, di awali dari satu langkah kecil” sama dengan perjuanganmu nak, kamu harus belajar dulu sedikit demi sedikit untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik buatmu, mendengar kata-kata bundaku, aku merasa bersalah dan akan mengganti kesalahanku dengan belajar lebih rajin lagi, aku juga merasakan dedikasi seorang bunda teramat sangat untuk anaknya meski lelah telah terasa tetap saja bunda memberikan kasih sayangnya.
Tak terasa hari untuk menentukan aku lulus atau tidak telah datang, hatiku dag..dig..dug cemas. Aku menjalani UN dengan doayang menyertai dari orang tua dam kakakku serta orang terdekatku. Setelah 5 hari menjalani UN, aku masih demas bagaimana hasil UN ku nanti, tapi bunda dan keluarga selalu meyakinkanku untuk tetap optimis.
Setelah menunggu selama 1 bulan hasil UN pun di umumkan, rasanya aku sulit melihatnya, aku sangat takut kalau sampai aku tidak lulus, tapi aku kuatkan diri untuk melihat hasilnya. Hatiku kembali berdeguk kencang sambil membuka surat kelulusan dan ternyata aku lulus.....
Aku merasa bahagia tak terhingga, perjuanganku serta dukungan dari keluarga dan teman-temanku mendapatkan hasil yang terbaik.
Sujud syukur ku berikan pada sang pencipta, alhamdulillah ya Allah kau memberikan yang terbaik untukku dan keluargaku.